- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Di penghujung tahun 2023, aku masih mempunyai dua kanvas yang tersisa. Rencananya, aku akan menggambarinya untuk kebutuhan pameran. Sungguh kesempatan yang menyenangkan bisa menunaikan ibadah berpameran, apalagi sebagai penutup lembar buku akhir tahun.
Membicarakan terkait kanvas, aku jadi ingin sedikit bercerita mengenai sensasi menggambar di atas kanvas. Menggambar menjadi salah satu dari tiga kesukaan utamaku sekarang ini. Yang semoga saja tetap empat sehat lima istiqomah.
Pada umumnya, banyak dijumpai kanvas yang memang sudah akrab dengan cat. Contoh kecilnya saja seperti lukisan realis yang bermedia cat minyak, akrilik, atau apapun itu di atas kanvas yang seringkali kita temukan. Tapi bagiku pribadi, aku ingin kanvas berjumpa, berkenalan, dan mengakrabkan diri dengan pensil. Teksturnya tentu berbeda dengan kertas gambar yang biasa aku pakai. Dan beda juga memperlakukannya, serta tingkat kehati-hatiannya pun lebih tinggi.
Di aku, menggambar di atas kanvas lebih butuh waktu yang lama. Kadang, saat niat menggambar sudah terkumpul berkarung-karung, tiba-tiba diserbu ragu sedikit campuran takut untuk mengawali goresan. Penyebabnya? Karena kalau ada goresan yang keliru saat menggambar di kanvas, itu akan sulit dihapus. Jadi aku tidak pernah pakai penghapus tiap kali menggambar di kanvas.
Lalu gimana? Ya seru-seru aja si, trabas aja. Kalau nggak gitu nggak akan pernah jadi. Sering juga menepi sebentar, memberi jeda untuk membayangkan ke arah mana goresan itu berlanjut. Ngajakin ngobrol juga si sebenernya.
Pernah ada goresan yang seharusnya nggak ada? Pernah kok. Sering malah. Tapi nggak apa-apa, tetap dilanjutkan saja goresan spontanitas itu tadi. Kan bukan perkara memecahkan soal menghitung volume bak mandimu.
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar