- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Sebetulnya tulisan ini merupakan tulisan dalam misi 30 hari bercerita yang diadakan tiap bulan Januari. Misi menulis ini cuma ada di media sosial instagram. Jadi, kalau penasaranmu berlanjut, bisa juga tengok-tengok akun instagramku.
Dan tulisan (ke-11) di hari kesebelas ini dikroyok bingung. Bingung mau berbagi tulisan yang mana lagi saking banyaknya timbunan kalimat di note ponsel, buku sketsa, buku LKS, kertas nasi bungkus, canda deeeng. Padahal nulisnya biasanya ngambil 24 sks. Sering kebut semalam.
Untuk berperang melawan bingung, aku membuka arsip foto tahun lalu. Dan menemukan satu yang kupikir cocok dibagikan hari ini. Cocok karena zine yang tertahan di foto itu lahir tepat setahun lalu (2023).
Zine pertama yang dibuat se apaadanya dan semampunya. Saat itu, nggak sengaja nemu poster open submission buat pameran yang bertajuk Story of A Broken Heart di Jogja. Waah, oke juga nih buat pembuka awal tahun, pikirku. Gambar, ada. Tulisan, ada meski betah berdiam diri di tumpukan buku. Dari pada disembunyikan lama-lama dan malah jadi kontrakannya laba-laba, mending diikutkan pameran. Pikirku selanjutnya.
Ternyata sedikit mengalami patah hati beneran si saat bikin zine-nya. Waktu pengiriman mepet, printer ngambek. Diserahin ke kang fotokopi, ndelalah dicetak kekecilan agak menceng lagi. Yaudah, gapapa. Tapi gapapa yang penuh dusta heheee
Lalu pulang-pulang disapa hujan gapake basa-basi. Tapi akhirnya zine itu tetap jadi, tetap ikut pameran berpatah hati ria, dan sekarang sudah menjadi arsip di perpustakaan mini di studionya mas Rukii.
Apa akan lahir zine kedua untuk mengawali tahun ini? Yo embuh.
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar