ILUSTRASI YANG TERINSPIRASI LAGUNYA BERNADYA

SELEMBANA; DARI KATA MENJADI KARYA

 

Kamu pernah menemukan kata asing? Kata yang belum pernah masuk ke telingamu sebelumnya? Lalu, ketika kamu menemukan kata asing itu, apakah ia membekas diingatanmu sampai kamu menyukainya?

Selembana. Satu kata yang aku temukan dalam buku usang—mungkin bisa dibilang kamus—yang dimakan waktu. Kamus bahasa Indonesia lama dengan ejaan kuno tanpa sampul yang menyelimutinya. Aku tidak tahu dari mana kamus lawas itu, tau-tau sudah ada di rak buku bapakku.

Kamus kuno ini ukurannya kecil berwarna kecoklatan yang pinggirannya sudah geriwing. Pada bagian halaman kata pengantar—di sini disebut sepatah kata—kamus kecil bahasa Indonesia lama ini disediakan bagi murid-murid sekolah menengah. Tertulis juga tahun kamus tersebut disusun, yaitu tahun 1948.

Ketika aku secara random membacanya, aku menemukan beberapa kata yang menarik dan pelafalannya yang kupikir menyenangkan jika ditulis dalam bahasa puisi. Salah satu kata yang aku dapatkan adalah Selembana. 

Di kamus tertulis 'selembana, (menjelembana)' artinya berhenti (berlabuh) menghadap angin. Lalu, di KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) pun artinya juga sama. Yaitu menghadapkan haluan perahu ke arah angin datang agar perahu berhenti.

Saat bertemu kata itu, aku langsung naksir. Pelafalan yang cukup berirama di telinga, itu alasanku menyukainya. Meskipun dia tidak bisa berdiri sendiri dalam sebuah kalimat.

Di kepalaku ada keinginan melahirkan gambar dari kata itu. Beberapa hari kemudian iseng bikin kapal-kapalan dari koran bekas nasi bungkus. Teringat lah si 'selembana' yang kutaksir. Saat bikin sketsanya, ada keinginan lagi buat dijadiin puisi. Ah, banyak maunya ya kepalaku ini.

Singkat cerita, ending-nya jadilah gambar 'Selembana' ini di tahun 2020. Ternyata lewat hal-hal kecil pun, kita bisa mengunduh ide.

Komentar